Rabu, 29 Agustus 2012

Penderitaan Sunyi

Penderitaan Sunyi

          Kalian mengatakan, tahun antara masa kecil dan masa muda adalah masa emas yang bebas dari asuhan dan kurungan, namun aku menyebutnya tahun itu sebagai era penderitaan sunyi yang menetes seperti benih ke dalam hatiku, dan tumbuh dengannya tanpa dapat menemukan jalan keluar ke dunia pengetahuan dan kebijaksanaan. Sampai kemudian cinta datang dan membuka pintu hati dan menyinari sudut-sudutnya. Setiap kali aku menutup mataku aku melihat lembah-lembah itu penuh dengan keajaiban dan martabat serta gunung-gunung itu tertutup kejayaan dan kebesaran yang berusaha menggapai langit. Setiap kali aku menutup telingaku dari hiruk-pikuk kota, aku mendengar gumaman sungai dan derak ranting pohon. Semua keindahan yang kukatakan sekarang dan yang kunanti, sama halnya elang yang menderita dalam sangkarnya ketika ia melihat kumpulan burung yang terbang bebas di angkasa luar.



     Setiap kali  aku memandang langit kelabu, aku merasa hatiku berdebar. Setiap kali aku mendengar nyanyian burung dan ocehan musim semi, aku menderita tanpa mengerti alasan penderitaanku. Katanya, keburukan membuat seorang manusia merasa hampa dan kehampaan membuat dia riang. Mungkin benar untuk mereka yang lahir, mati dan yang seperti mayat membeku ; namun bagi pemuda rapuh yang merasakan banyak hal dan mengetahui sedikit adalah makhluk paling menyedihkan di bawah sinar matahari, karena dia dicabik oleh dua kekuatan. Kekuatan pertama adalah kekuatan yang mengangkatnya dan menujukkan kepadanya keindahan keberadaan melalui awan mimpi. Kekuatan kedua adalah yang membantingnya ke bawah tanah dan mengisi matanya dengan debu dan memperkuatnya dengan ketakutan dan kegelapan. Kesendirian memiliki tangan selembut sutra, namun dengan jemarinya yang kuat, tangan itu menggeggam hatinya dan membuatnya sakit dengan penderitaan.



          Sebenarnya kesendirian adalah sekutu dari penderitaan seperti juga teman keagungan spiritual. Jiwa anak lelaki yang melalui penderitaan adalah seperti bunga lily putih yang baru mekar. Ia bergetar di depan angin dan membuka hatinya pada siang lalu menutup daunnya ketika bayang malam datang. Penderitaan itu disebabkan oleh penyakit di dalam hati yang membuatku mencintai kesendirian. Penyakit itu membunuh kenikmatan permainan dan kegembiraan dalam diriku. Ia juga menyingkirkan dariku sayap masa muda dan membuatku seperti danau di antara gunung-gunung yang memantulkan bayangan hantu dan warna awan serta pepohonan, namun tidak dapat menemukan jalan keluar yang dapat dilalui nyanyian hingga ke laut.


          Itulah kehidupanku sebelum aku mencapai usia sembilan belas. Tahun itu seperti puncak gunung dalam kehidupan, karena ia membangunkan pengetahuan dalam diriku, membuatku lebih dewasa dalam menghadapi dan memecahkan setiap masalah yang datang kepadaku dan membuatku mengerti perubahan dalam diri manusia. Pada tahun itu aku dilahirkan kembali, dan jika seseorang lahir lagi, hidupnya akan tetap seperti kertas kosong dalam buku keberadaan. Pada tahun itu juga, aku melihat malaikat di surga menatapku melalui mata seorang lelaki tampan. Aku juga melihat iblis-iblis neraka murka dalam hati seorang manusia jahat. Ia yang tidak melihat malaikat dan iblis dalam keindahan dan kekejaman kehidupan akan berada jauh dari pengetahuan, dan jiwanya akan hampa kasih sayang.



Gambaran cerita di atas